Budidaya durian dan cara menanam durian
sudah banyak dilakukann oleh para petani di Indonesia, namun untuk
meningkatkan kualitas hasil pertania kita butuh informasi yang lebih
banyak tentang seputar budidaya dirian ini.
seperti kita ketahui kualitas durian yang cukup baik dan dikenal di
dunia internasional yaitu dari negara Thailand. Tetapi sekarang di
Indonesia sudah banyak petani yang dapat menghasilkan buah durian yang
tidak kalah bagusnya di banding dari negara-negara lain, karena petani
durian di Indonesia sekarang sudah banyak menggunakan metode-metode cara
budidya durian maupun cara menanam durian dengan baik. di catatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara
budidaya durian yang baik agar kualitasnya dapat memuaskan.
Iklim
Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000 – 3500 mm/tahun dan
minimal 1500 – 3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan
kemarau 1 – 2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus.
Intensitas matahari yang dibutuhkan durian adalah 60 – 80%. Durian yang
baru ditanam di kebun tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau,
sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20 – 30°C pada suhu 15°C durian
dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C
daun akan terbakar
Tanah
Jenis tanaman durian menghendaki tanah yang subur dan kaya bahan
organic. Partikel tanah seimbang antara pasir, tanah liat dan debu
sehingga mudah membentuk remah.
Tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah jenis tanah grumosol dan
ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam,
struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah
bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi. Dan keasaman tanah yang
cucuk untuk durian adalah (pH) 5 – 7, dengan pH optimum 6 – 6,5.
Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam,
maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup, antara 50 –
150 cm dan 150 – 200 cm. jika kedalaman air terlalu dangkal rasa buah
tidak manis tetapi tanaman akan kekeringan apabila terlalu dangkal.
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk
bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga
tanaman durian
yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit atau
memiliki kemiringan yang cukup tinggi kurang baik disbanding dengan
lahan yang datar.
Pembibitan
Bentuk fisik benih yang baik harus memiliki sifat-sifat genetic yang
baik dan tidak mengandung penyakit, setelah didapat benih baru kita
tentukan benih yang baik dan sehat dengan cara pemilihan sebagai
berikut:
1. Bentuk, ukuran dan warnanya harus seragam, kalau benih itu bulat
semuanya harus berbentuk bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong),
begitupun kalau kita pipih berarti harus semua pipih. Ukuran dan warna
harus seragam, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.
2. Permukaan benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor
atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum
cukup umur.
3. Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.
4. Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.
Ciri benih yang baik yaitu dapat dilihat langsung pada saat akan dibeli.
Benih yang baik memiliki daya tahan tubuh yang baik, cara memilihnya
kita bisa melihat salah satu benih dengan cara mengupasnya kemudian
lihat lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga
itu untuk menjadi tanaman muda. Namun ada juga benih yaung sudah
dikemas, hal ini memang sulit untuk kita mengecek baik tidak nya benih
tersebut, walaupun sudah memiliki jaminan sertifikat. Hal itu tidak
menjamin benih bagus sepenuhnya.
Persaratan biji untuk bibit sebagai berikut:
a. Asli dari induknya
b. Segar dan sudah tua
c. Tidak kisut
d. Tidak terserang hama dan penyakit
Penyiapan Benih dan Bibit
Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generative
(dengan biji) atau vegetative (okulasi, penyusunan atau cangkok).
a. Pengadaan benih dengan cara generative
Memilih biji-biji yang murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu
agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang terpilih dikeringkan
di tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan
diusahakan agar tidak berkecambah atau rusak dan merosot daya tahan
tubuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara
diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2 – 3 minggu sesudadh
diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b. Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan
tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, system perakaran bagus dan
produktif, biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur 8 – 10 bulan, dengan cara:
- Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
- Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2 – 3 cm sehingga mirip lidah.
- Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
- Sisipkan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas
(disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan
okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna
hijau atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
c. Penyusuan
• Model tusuk atau susuk
Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk.
Panjang belahan antara 1 – 1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon
batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya.
Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai
runcing. Bagian yang runcing disisipkan ke belahan calon batang atas
yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang atas yang telah
dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya
harus diikat kuat-kuat dengan tali raffia.
Selama masa penyusunan batang yang disatukan tidak boleh bergeser.
Sehingga, tanaman batang bawah harus dusangga atau diikat pada tanaman
induk (batabg tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan
penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup, biasanya,
setelah 3 – 6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman
induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman
muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan.
Penyambungan model susuk atau tusuk ini dapat lebih berhasil kalau
diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu
keras.
• Model sayatan
- Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan
pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
- Setelah kedua batang tersubut disayat, kemudian kedua batang itu
ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh
bersama-sama.
- Setelah 2 – 3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau
batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama beratri
penyususan tersebut berhasil.
- Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong atau dibuang,
pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang
atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
- Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman
biji, sedangkan batang atas dari ranting atau cabang pohon durian
dewasa.
d. Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang
sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan
yang rimbun, besr cabang tidak lebih besar dari ibu jari (diameter = 2 –
2,5), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok awal musim hujan
sehingga terhindar dari kekeringan, kalau pada musim kering kita harus
menyiramnya secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun
tata cara mencangkok adalah sebagai berikut :
- Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
- Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sihingga kulitnya terlepas.
- Bersihkan lender dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
- Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos).
- Jika menggunakan tanah, tambahkan puppuk kandang atau kompos denga
perbandingan 1 : 1. Media cangkok dibungkus dengan plastic atau sabut
kelapa, kemudian kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5. Sekitar 2 – 5 bulan, akar akar cangkokan akan keluar menembus
pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa
dipotong dan ditanam dikeranjang persemaian berisi media tanah yang
subur.
Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaik ditanamnya tidak ditanam langsung dilapangan, tetapi
disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian, biji durian yang sudah
dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada
air yang menempel. Biji dikecambahkan dulu sebelum ditanam dipersemaian
atau langsung ditanam di polibag.
Caranya biji dideder di plastic atau anyaman bamboo, dengan media tanah
dan pasir perbandingan 1 : 1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah
sekitar 2 kali besar biji (6 – 8 cm), kemudian media tanam tadi disiram
tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab
(20 – 23 °C). biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup bagian
calon akar tunggang menempel ke tanah, dan sebagian masih kelihatan si
atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara
biji satu dengan yang lainnya adalah 2 cm membujur dan 4 – 5 cm
melintang.
Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan fungisida, kemudian
kota sebelah atas ditutup pelatstik supaya kelembabannya stabil. Setelah
2 – 3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsug
masuk kedalam media yang panjangnya ± 3 – 5 cm. saat itu tutup plastic
sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap
dibesarkan dipersemaian pembesar atau polibag.
Pemindahan Bibit
Bibit yang akan di pindahkan kelapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi
75 – 150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat
dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang
yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat
pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu
atau jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman,
pengaturan volume produksi.
2. Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum
penanam bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, poko-poko
batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari
tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan.
3. Pembentukan Bedeng
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm
hingga menjadi gembur, kemudian campur dengan pasir dan kompos yang
sudah jadi.
Untuk ukuran bedengab lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pupuk kompos.
Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1
minggu. Pada saaat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah
serangan jamur atau bakteri pembusuk jamur.
Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh askarnya ditanam dengan
jarak 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibutkan
lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar
masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan
ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5
cm.
4. Pengapuran
Keadaan tanaha yang kurang subur, seperti tanah podzolik (merah kuning)
dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 – 6 dan
penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu,
dapat diatasi dengan pengapuran. Pengapuran sebaiknya dilakukan
menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar
CaCO3 sampai 90%. 2 samapai 4 minggu sebelum pengapuran, sebainya tanah
dipupuk dulu dan disiram 4 – 5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsure Mg
dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah
dolomite.
Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta system budidaya yang
diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x
10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m
x 12 m.
Intensifikasi kebundurian, terutama waktu biibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya
tumpangsari. Berbagai budidya tupangsari yang biasa dilakuakan yakni
dengan tanaman horti (Lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi
gogo, kedelai, kacang tanag dan ubi jalar).
2. Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk
menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1m. saat
menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas
dikumpulkan di kiri lubang, dan tanah galian bawah dikumpulkan di
sebelah kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin
selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian
bagian atas lebih dahulu dimasukan setelah dicampur pupuk kompos 35
kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg
pupuk kandang dan 1 kg fosfat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampur
insektisida butiran seperti furadan 3 G. selanjutnya lubang tanam diisi
penuh sampai tampak membukit setinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah.
Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutup lubang sebaiknya dilakukan 7 – 15
hari sebelum penanaman bibit.
3. Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75 – 150 cm,
kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang
kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup
digali kembali dengan uukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah
yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan
penanaman dengan cara sebagai berikut:
- Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati).
- Bibit dimasukkan ke dalam tanam sampai batas leher.
- Lubang di tutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
- Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
- Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain.
Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering
tersengat sinar matahari secara langsung
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak
menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi
pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu
gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh
ditunda-tunda).
Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormone tertentu (Auxin
A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu
sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormone
disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan
pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan
sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh
buahyang ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling
selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari
pohon durian ).
3) Pemangkasabn/perempelan
a. Akar daun
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetative tanaman sampai
40% selama± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.
Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga
meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan
lama.
Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga,
paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas,
hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan : kedua
sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2
meter dari pangkal batang.
b. Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman
durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup
dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan
tidak tertahan. Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka
tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin paraffin.
Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada
batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru
mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapart diokulasi. Cara okulasi cabang
sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah
± 1-1,5 m atau 2-2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok.
Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.
c. Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukujp
dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman
tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dngan kalep
agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali,
kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Denganb demikian, dahan yang
tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke
bawah mengarah horizontal.
4). Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah,
kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsure hara yang terkandung dalam
tanah.
a. Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30
cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Swsudah pupuk disebarkan
secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan
kering segera lakukan penyiraman.
b. Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat
membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian
membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap
empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.
Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organic kompos/pupuk kandang
60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara
menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling
luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur 3 tahun biasanya
mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian
membutuhkan tambahan 20-25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka
pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan
pupuk kandang juga meningkat berkisar antara 120-200 kg/pohon, menjelang
durian berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan
pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan
berbunga).
5). Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak
boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibi durian yang
baru ditanam membvutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau
bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan,
air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya
sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air
drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
6). Waktu penyemprotan pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu
sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1
cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter. Hal
ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai
aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk
cendawan cukup melaburi batabg dengan fungisida (contohnya Dithane atau
Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman,
batang durian ditaburi oleh fungisida tersebut.
7). Pemeliharaan Lain
Pemeliharaan zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi
jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak
memberikn unsure tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman
menjadi lemah sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan petunjuk
pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab
pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
Hama dan Penyakit
Hama
1. Penggerek buah (jawa:Gala-gala)
Hama jenis ini cukup merisaukan pemilik tanaman durian. Bagaimana tidak,
mereka melihat batang tanamnya penuh dengan lubang bekas gerekan hama.
Hama penggerek mula-mula meyerang kulit batang. Kemudian, ia membuat
lubang ke arah bagian dalam sampai menembus jaringan kayu. Akibatnya
pembuluh kayu dan pembuluh tapisdi dalam jaringan kayu mengalami
gangguan dalam aktivitasnya mengangkut air beserta zat hara dari bawah
(akar) ke atas (daun, ranting, dan bunga).
Karena tidak sempurnanya lalulintas pengangkutan air dan zat hara
tersebut, suplai air dan zat hara ke seluruh bagian tanaman, termasuk ke
daun pun terganggu. Padahal bagi tanaman, daun merupakan dapur untuk
mengolah makanan yang dibutuhkan bagian tanaman lain. Efeknya, fungsi
daun menjadi tidak normal, pertumbuhan tanaman terganggu, dan cabang
atau ranting yang tergerek akan cepat menjadi kering dan mati karena
rusaknya pembuluh kayu secara total.
Cara penanganan kerusakan tumbuhan akibat hama penggerek tersebut,
sebaiknya pemilikk tanaman durian lebih teliti mengamati kondisi
tanamannya. Jika terlihat ada cabang atau ranting yang berlubang bekas
gerekan, cabang atau ranting tersebut harus segera dipotong dan larva
penggerek harus dimatikan. Caranya dengan membelah bagian ranting yang
digerek dan membunuh larva yang ditemukan itu. Tindakan lain yang dapat
dilakukan adalah dengan mengumpulkan bagian cabang atau ranting
berlubang tersebut lalu membakarnya.
Namun, bagaimana bila hama penggerek itu telah melubangi batang utama.
Tentu saja kita dapat memotongnya. Tindakan yang perlu kita lakukan
adalah dengan menyumbat lubang itu menggunakan kapas yang telah diberi
insektisida. Akan tetapi, sebelumnya lubang itu telah dibersihkan.
Namun, bagaimana bila cabang atau bagian batang yang terserang berada
pada ketinggian yang sulit dijangkau. Dalam keadaan seperti itu, cara
termudah adalah dengan penginfusan insektisida sistemik. Dengan
demikian, racun insektisida dapat disalurkan ke seluruh tubuh tanaman
dengan jaringan yang ada.
Cara melakukannya adalah dengan melubangi batang dengan menggunakan bor
dengan arah miring sedalam3-10 cm. Kemudian ke dalam lubang itu
dimasukan selang kecil. Ujung selang lainnya di masukan ke dalam botol
yang berisi insektisida. Botol insektisida itu diikat pada batang bagian
atas lubang. Jangan lupa batang yang berlubang setelah dimasukkan
selang agar diberi pengedap.
Namun demikian, penginfusan akan berbahaya bila waktunya tidak tepat.
Penginfusan insektisida dapat mencemari buah yang akan dipanen. Untuk
itu, pemberian insektisida secara infuse sebaiknya dihentikan selama
satu bulan sebelum buah dipanen.
Untuk menghindari berbagai resiko tersebut, jalan terbaik adalah dengan
melakukan penginfusan akar sejak tanaman mulai berguna. Setelah itu
dapat dibantu dengan pembrongsongan pada saat buah pentil untuk mencegah
buah dari serangan penggerek yang datang kemudian.
Ciri: Penggerek ini biasanya meletakkan telur pada kulit buah dan
dilindungi oleh jarring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah
menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah
hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai
menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.
Penyebaran: Serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari
pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini
bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini
dilakukan secara periodic setiap menjelang musim kemarau.
Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.
2. Lebah mini
Ciri:hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan
sayapnya bergaris putih lebar.Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran
panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat(larva), hama ini menyerang
daun-daun durian muda. Selama ham tersebut mengalami masa istirahat
(bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah
menjafdi lebah, serangga ini mencari makan dengan cara menggerek
ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.
Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos
420 gram/lier), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420
gram/liter dan Ternik 106 (Aldikarl 10%).
3. Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat ini menyerang tanaman ytang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
Ciri: ulat ini warna tubuhnya huijau dan kepalanya merah coklat, setelah
menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan
bertubuh langsing.
Gejala: Kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang
berguguran. Demikian pula, benang sari dan ta juk bunganya pun rusak
semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat.
Penularan ke tanaman lain dilakukan olah kupu-kupu dari hama tersebut.
Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan seperti
Supracide 40 EC , nuvacrom SWC. Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400
gram/liter).
4. Kutu loncat durian
Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang
lili putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya
mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro.
Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda
dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang bdaun sehingga daun-daun
akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan,
kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan
merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut
bergerombol.
Pengendalian; daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk
dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter
air.
Penyakit
1. Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyebab: Pythium complectens, yang menyeranmg bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan cepat ke pohon lain
yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organic yang tersangkut air.
Gejalanya: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari
daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati,
diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit
di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk.
Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi
dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika
dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan
kulitnya menjadi coklat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.
Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu
basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2)
pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar: (3) pilih
bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebih tahan
terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit
busuk.
2. Kanker bercak
Penyebab: Phythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang kayu.
Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir atau bahan
organic yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah
hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik
pada suhu antara 12-35 derajat C. Gejala: kulit batang durian yang
terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah
menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat
meluas kr dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting
muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir
dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit (5) dilakukan dengan cara
memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan
tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi
fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.
3. Jamur upas
Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur
mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang
menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu
sehingga menyebabkan matinya cabang.
Pengendalian: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat sarang
laba-laba dapat dilakukan dengan cara melumasi cabang yang terserang
dengan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah membentuk
kereak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira
lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur;(3) dengan menyemprotkan
Antocol 70 WP (propined 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air sampai air
atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.
sumber:
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2012/12/budidaya-durian-dan-cara-menanam-durian.html